PAGES

Sabtu, 02 Juli 2011

“Kalau Tuhan cuma satu, kenapa Dia menciptakan kita berbeda-beda?”

“Kalau Tuhan cuma satu, kenapa Dia menciptakan kita berbeda-beda?"
Pertanyaan yang terlontar dari seorang sahabat ketika saya sedang berdiskusi tentang Ketuhanan. 
Untuk menjawab pertanyaan tsb saya perlu membuka sejarah perkembangan Agama dari permulaan turunnya manusia ke Bumi sampai sekarang ini.

Berdasarkan sejarah yang tertulis dalam Q.S al-A’raaf: 11-18, penyebab diturunkannya manusia (Adam & Hawa) ke muka Bumi karena mereka melanggar aturan Allah utk tidak memakan buah khuldi yang terdapat di dalam surga. Godaan untuk melanggar aturan tersebut berasal dari setan/iblis yang sesuai janjinya akan menghalang-halangi manusia dari jalan yang lurus. Janji tersebut terjadi setelah ia diusir dari surga karena melanggar perintah Allah (tidak mau sujud utk memuliakan Adam).

Manusia diturunkan ke Bumi sebagai konsekuensi dari pelanggarannya thd aturan di Jannatullah. Kita turun ke Bumi dengan membawa misi, yaitu menjadi Rahmatan lil ‘Alamin (Rahmat bagi alam semesta), kita harus berlomba-lomba berbuat kebajikan untuk memenuhi syarat kembalinya ke Jannatullah. Manusia lahir ke dunia ini membawa misi, lengkap dengan segala ujian dan gangguan-gangguan iblis, sesuai dengan janjinya kpd Allah: 
“…saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (al-A’raaf: 16-17)

Menurut saya, Allah tidak pernah menciptakan satu macam Agama-pun di Bumi ini. Agama merupakan sebuah akibat dari gangguan-gangguan Iblis yang mengacaukan misi manusia dari jalan lurusnya utk kembali kepada Allah. Iblis tidak akan tinggal diam melihat manusia berada di jalan yang lurus. Ibaratnya, gangguan iblis itu seperti semut hitam, berjalan di atas batu hitam, di kegelapan malam". Sulit untuk dapat selalu sadar bahwa mereka ada dimana-mana, menghalangi jalan kita untuk kembali kepada Allah.
“...Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, …” (Q.S al-Maa’idah: 48)
Kesimpulannya, Agama sesuai denga terminologinya A = Tidak, GAMA = Kacau. Agama ada untuk meluruskan berbagai hal yang tidak sesuai pada masa-nya, kitab-kitab dari Agama tersebut berisikan petunjuk, dan nabi-nabi yang membawanya merupakan pertolongan dari Allah utk meluruskan hal-hal kacau yang terjadi pada masa itu. Jika manusia dari jaman Adam sampai sekarang masih konsisten dengan misinya, tidak terkacaukan oleh gangguan iblis, saya rasa tidak akan ada Agama sampai saat ini.

Jadi, ingatlah misi kita, yaitu untuk kembali ke Jannatullah dengan berlomba-lomba melakukan kebajikan / menjadi pribadi Rahmatan lil ‘Alamin

CMIIW.
Salaam,

Jel.

Silaturrahim / Silaturahmi ?

Sebelum saya nulis mengenai hal ini, tolong minta dikoreksi lagi yg bner tuh SILATURRAHIIM ato SILATURAHMI ya?
Soalnya saya pernah dikoreksi oleh seorang ustadz, klo silaturahmi itu "berhubungan sama si Rahmi". Karena SILATURRAHIM itu kata2 yg berasal dari bahasa arab, yaitu shilah dan ar-RahimaShilah berarti hubungan atau menghubungkan, sedang ar-Rahima berasal dari Rahima-Yarmahu-Rahmuni atau Rahmatan yg berarti lembut dan kasih sayang.
Alasan saya menulis ttg Silaturrahim -yang kita kenal sbg tali persaudaraan- adalah karena baru2 ini saya baru mendapat pelajaran yang luar biasa mahal karena mengabaikan hal yg namanya “silaturrahim” ini.
Ternyata yang namanya menjaga tali persaudaraan, pertemanan, persahabatan itu tidak semudah dan seringan yang saya pikirkan selama ini. Salah satu bentuk menjaga silaturrahim itu seperti, sms, telfon, menyapa di dunia maya, bertandang ke rumah, atau segala bentuk aktifitas yang berhubungan dengan komunikasi kita dengan orang yang bersangkutan. Sekedar sms atau telfon untuk menyapa ”hai, apa kabar?”, itu tampaknya cukup sulit untuk saya yang baru pertama kali jadi orang sibuk.
Sebenernya saya malu dgn mengatakan sibuk, hanya dengan aktifitas yg begitu-begitu saja. Tapi mungkin kemarin itu adalah kali pertama saya menjadi orang yang memiliki banyak aktifitas dan membawa tangung jawab yang cukup berat. Sedikit berbagi cerita ketika kemarin saya menjadi seorang officer sebuah project sosial yang namanya de’saiko (parade sosial psikologi) UIN 2008. Acara yang menurut saya cukup besar (karena saya blm pernah memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari tanggung jawab saya di acara ini). Acara ini adalah acara pertama yang dibuat oleh fakultas saya, dimana fakultas saya adalah termasuk komunitas kecil jika dibandingkan dengan fakultas-fakultas lain yang ada di UIN. Komunitas mhs/i program Ekstensi sebuah Fakultas di UIN, yang tempat kuliahnya terpisah dari fakultas-fakultas lain (what im trying to say is.. udah kampus terpencil, jauh dari keramaian fakultas2 lain, waktunya malem, orangnya sedikit, hmm klo mau dibandingin jumlah mahasiswa ekstensi dan reguler itu kira-kira 1:4 deh). Itu yang membuat saya merasa kesulitan, membangun kepercayaan orang-orang bahwa kita, komunitas kecil ini, bisa melakukan sesuatu yang tidak disangka atau bahkan tidak dianggap mampu untuk melakukan hal yang belum pernah komunitas ini lakukan. Dengan tenaga kerja seada-adanya, pengalaman organisasi segitu-gitunya, dan Alhamdulillah koneksi yang sangat mendukung suksesnya acara ini. Disini saya bold kata koneksi, karena saya sedang membahas tentang hal yang namanya silaturrahim. Koneksi yang ada kemarin ini adalah hasil dari hubungan silaturrahim dengan orang-orang yang ibu saya (thanks a million, mom!), saya, dan teman-teman panitia miliki. Sungguh besar rasa Syukur dan takjub saya dengan apa yang terjadi pada kerja keras yang kami lakukan, benar-benar Allah membuktikan klo yang namanya rejeki itu dateng dari arah yang ngga diduga-duga dan pada waktu yang tidak salah. Sebagaimana yang Rasul saw udah bilang dari dulu (seperti biasaaa~.. pake hadis lg gpp yaa!? Hehe):
Dari Anas bin Malik RA, katanya Rasulullah bersabda: ”Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditunda umurnya (ajalnya), hendaknya ia menyambung silaturrahim”. (HR. Mutafaq ’Alaih)
Hadis ini merupakan anjuran untuk menyambung tali persaudaraan (silaturrahim) dan menjelaskan bahwa silaturrahim itu sebagaimana menyebabkan mendapatkan keridhaan Allah dan pahala-Nya di akhirat, ia juga menyebabkan mendapat pahala yang langsung (di dunia), yaitu tercapainya sesuatu yang dicintai manusia. Silaturrahim itu pun menyebabkan luasnya rezeki dan meluaskannya serta menyebabkan panjang umur. Itulah hak dari hakikat silaturrahim, sesungguhnya Allah swt adalah pencipta sesuatu yang menjadi sebab dan yang disebabkannya (Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy: 99 Hadis Utama Bukhari, Muslim Mutafaq ’Alaih. 2005).
Keyakinan saya tentang kekuatan niat yang baik di dalam hati ketika saya dan teman-teman merasa hopelesskemarin, diperkuat dengan firman Allah di Q.S At-Thalak: 2-3 yang artinya:
”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”.
Setelah niat kami sudah benar-benar bulat membuat acara ini lillahi ta’ala , dengan berpegang teguh pada prinsipbermanfaat untuk sebanyak-banyaknya orang (Rahmatan al-’alamin) -subhanallah- rezeki yang tidak disangka-sangka datang kira-kira di dua minggu sebelum acara. Dan semua yang kita butuhkan terpenuhi dengan cukup, ga ada kekurangan, lebih dikit malah. Ckckckck.. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.
Memang semuanya berasal dari Allah, tapi manusia dikasi akal untuk berfikir dan daya untuk berusaha. Contoh usahanya ya silaturrahim itu, misalnya saja ibu saya bukan seorang muslimah yang suka bergaul untuk memperluas tali silaturrahim, bukan orang yang suka (maaf) basa-basi hanya untuk menyapa, menyambung silaturrahim, biar gak lose contact sama seseorang. Akan terasa lebih sulit untuk berhubungan dengan para koneksi yang mendukung kami kemarin. Karena, pasti ada kata-kata (yang walaupun tidak diungkapkan oleh orang tersebut) ”hmm.. nelfon Cuma kalo ada butuhnya ajaa!”. Kadang walopun basa-basi itu terlihat tidak penting dan kita malas untuk melakukannya, ternyata sangat penting dan berguna untuk kemudian hari.
Saya harus mengorbankan sesuatu yang ”tak ternilai” harganya, untuk dapat mengambil pelajaran yang amat berharga dari perihal silaturrahim ini. Jadi, disini saya ingin membagikan pengalaman saya ke teman-teman dan saudara-saudaraku, betapa pentingnya berbasa-basi, berkomunikasi, sempatkan waktu hanya beberapa menit saja untuk sms atau telfon untuk menyapa orang-orang yang anda kenal, siapapun itu (yaa bukan berarti satu phone book di hp kita smsin jg yah! haha).
"U will never know what u’ve got and how precious it is, till it’s GONE!"
CMIIW

Emansipasi Kartini

suggested note:
Di mata saya, wanita yang mampu berkarier dan sukses di dua dunia (rumah tangga & pekerjaan) adalah wanita yang sangat hebat. Karena saya rasa sudah cukup sulit untuk menjadi ibu yang benar-benar sukses dalam rumahnya, seperti menjadikan rumahnya bak surga dunia yang menjadi tempat berteduh paling menenangkan ketika suami pulang bekerja, mendidik dan merawat anak-anaknya hingga menjadi pribadi yang sesuai dengan amanah Allah di muka bumi ini. Sedangkan wanita yang berkarier di luar rumah harus memikirkan hal-hal lain yang diamanahkan oleh perusahaan kepada dirinya. Kasarnya, untuk fokus mengerjakan satu tugas dengan baik saja sulit, apalagi dua.

Tidak ada yang melarang wanita untuk berkarier di luar rumah. Mengutip tulisan Quraish Shihab tentang eksistensi Wanita dalam dunia kerja dalam bukunya yg berjudul Perempuan (2005: 362-363). Al-Ghazali mengemukakan empat hal dalam kaitan kerja perempuan:
1. Perempuan tersebut memiliki kemampuan luar biasa yang jarang dimiliki oleh perempuan dan lelaki. Memperkenankannya bekerja, membuahkan kemaslahatan untuk masyarakat.
2. Pekerjaan yang dilakukannya hendaklah yang layak bagi perempuan, seperti pendidikan dan bidan.
3. Prempuan bekerja untuk membantu suaminya dalam pekerjaannya.
4. Perempuan perlu bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarrganya, jika tidak ada yang menjamin kebutuhannya, atau kalaupun ada, namun tidak mencukupi.

Menurut saya, wanita boleh saja bekerja asalkan ia tidak lupa menentukan prioritas hidupnya, tidak lupa akan amanah (anak) yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Karena jika memang anak itu lahir dari rahimnya, Tuhan meng-amanahkan anak tersebut kepadanya, bukan kepada pembantunya!!!
Khilafnya mayoritas wanita akan penentuan prioritas hidup, didukung oleh gembar-gembor Emansipasi Wanita dan kesetaraan gender yang dipelopori oleh RA. Kartini. Semakin terbuka peluang untuk wanita melakukan pekerjaan-pekerjaan di luar pekerjaan rumah tangganya. Namun ingin saya klarifikasi maksud emansipasi wanita menurut Kartini bukanlah untuk dijadikan alat bagi perjuangan hak-hak perempuan, yang kemudian menjadi pemicu berkembangnya sikap bersaing yg berlebihan terhadap laki-laki dan melupakan tugas wanita yang sesungguhnya.

Maksud Kartini ketika itu adalah menuntut hak yang sama bagi laki-laki dan perempuan dalam memperoleh pendidikan setinggi-tingginya karena baginya setiap manusia diberikan kesempatan yang sama oleh Tuhan untuk mengaplikasikan potensi dirinya. Tuntutan Kartini ini yang dianggap menyalahi adat feodal pada masyarakat Jawa pada saat itu, bahwa perempuan tidak perlu bersekolah tinggi-tinggi karena hanya akan dipakai di dapur. Paham kolot dan usang inilah yang diperangi Kartini, bukan laki-laki yang secara biologis maupun politis dianggap masalah dan tantangan bagi feminisme radikal. (Efa Fillah, 2008: 5)

Kartini bukannya ingin melakukan perlawanan dengan laki-laki melainkan dengan adat feodal Jawa yang dirasanya tidak berorientasi masa depan. Berikut adalah kutipan-kutipan surat Kartini tentang hal ini:
"Apabila kami disini minta, ya mohon, mohon dengan sangat supaya diusahakan pengajaran dan pendidikan bagi anak-anak perempuan, bukanlah karena kami hendak menjadikan anak-anak perempuan menjadi saingan orang laki-laki dalam perjuangan hidup ini. Melainkan karena kami yakin akan pengaruh besar yang mungkin datang dari kaum perempuan. Kami hendak menjadikan perempuan menjadi lebih cakap dalam melakukan tugas besar yang diletakkan oleh ibu Alam sendiri ke dalam tangannya agar menjadi ibu - pendidikan umat manusia yang utama!". (Surat Kepada Tn. & Ny. Anton, 4 Oktober 1902)
"Kami yakin seyakin-yakinnya, bahwa peradaban bangsa Jawa tidak akan pesat majunya selama kaum perempuan dijauhkan dari usaha memajukan bangsa itu."

"Pekerjaan memajukan peradaban haruslah diserahkan kepada kaum perempuan. Dengan demikian maka peradaban itu akan meluas dengan cepat dalam kalangan bangsa Jawa. Ciptakanlah ibu-ibu yang cakap serta berpikiran, maka tanah Jawa pasti akan mendapat pekerja yang cakap. Peradaban dan kepandaiannya akan diturunkan kepada anak-anaknya. Anak-anak perempuannya akan menjadi ibu pula, sedangkan anak yang laki-laki kelak pasti akan menjadi penjaga kepentingan bangsanya."

Kartini menegaskan sebuah alasan bahwa anak perempuan perlu dididik agar cakap melaksanakan tugas besar sebagai ibu umat manusia kelak. Dalam surat yang lain Kartini menampilkan fakta pengaruh perempuan merubah peradaban bangsa.
Kutipan-kutipan surat di atas saya kutip dari buku Kartini Menemukan Tuhan oleh Efa Fillah (2008: 79). Saya share disini karena buku ini memberikan banyak pengetahuan baru bagi saya. Semoga bisa menambah pengetahuan baru juga untuk teman-teman sekalian yaa..
Note ini butuh banyak masukan dari teman-teman, khususnya para ibu-ibu beranak nih spertinyaa..

CMIIW :)



Mbah Surip Meninggal dunia..

"Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un : Konsep untuk orang hidup!"
"Sesungguhnya semua berasal dari Allah, dan akan kembali kepada Allah"
Apa sih yang selama ini dikejar sama manusia.... harta? jabatan? kesuksesan?
Coba saya ambil contoh dari fenomena yang sempat terjadi beberapa waktu lalu.. "Caleg Stres". Kenapa si caleg-caleg itu bisa pada stres? Ada yg bunuh diri, ada yang jalan2 bertamasya tanpa busana, yang paling mending masuk ke tempat2 rahabilitasi mental.
Astaghfirullaaaah~~ dari situ kita nilai sendiri aja deh apa yang mereka kejar klo mereka jadi anggota dewan, yang jelas klo tujuan mereka adl "mau bermanfaat utk bangsa dan negara", yaa ga usah pake stres gitu kali yaa.. masih banyak jalan buat jadi bermanfaat buat Indonesia. Alhamdulillaah... untung mereka ga dapet kursi, klo dapet apa jadinya Bangsa kita? Dipimpin sama orang-orang yang hanya siap untuk menang, tidak siap untuk kalah.. Siap untuk senang, tidak siap untuk susah!
Itu cuma satu contoh dari banyaknya tujuan hidup manusia yang ada di dunia..
Tujuan manusia hidup di Dunia ini menurut Yang Menciptakan manusia itu katanya gini:
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" (Q.S al-Mulk:2)
Allah itu menciptakan kehidupan manusia di bumi ini utk diuji dan dilihat siapa yang lebih baik amalnya. Amal berasal dari bhs arab yang artinya kerja (http://id.wikipedia.org/wiki/Amal), sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amal berarti perbuatan. Kalo saya kembangin sendiri arti amal itu adalah segala perbuatan baik moril atau materiil yang kita lakukan. Jadi pengertian saya dari Surat al-Mulk itu maksudnya kita hidup di Bumi ini untuk berlomba-lomba berbuat dan memberi segala sesuatu yang terbaik yang kita bisa. Orientasinya bukan sekedar duniawi, tapi berbuat sesuatu yang bisa dibawa mati.
Sambil mengingatkan diri saya sendiri untuk selalu melangkah, berbuat, berkata segala hal yang benar-benar ada manfaatnya, bukan hanya bermanfaat di dunia, tp juga di akhirat. Satu hadis shahih riwayat Abu Hurairah yang selalu saya ingat,
"Apabila seorang anak Adam meninggal, maka akan terputus amalannya kecuali tiga perkara : shadaqoh jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakan kepadanya".
Mengutip dari buku Akhlaq Tasawuf (Mustaqim, Abdul. 2007: 134-136), bahwa dalam hidup, manusia harus memliki kesadaran bahwa ia sesungguhnya milik Allah dan hanya akan kembali kepada-Nya. Maka sebanyak apapun dunia yang ia raih, jgn lupa bahwa itu semua dari Allah dan pada saatnya ia akan kembali kepada-Nya. Orang yang pandai adalah orang yang mau beramal untuk dirinya sendiri, artinya jika kita menolong orang lain dengan harta kita misalnya, maka itu berarti kita mengeluarkan zakat, infaq, shadaqah, semua itu sesungguhnya amal buat kita sendiri.
Nabi Isa As. juga pernah berkata "Siapa yang mau membangun rumah di atas ombak lautan? itulah perumpamaan dunia, maka janganlah kalian jadikan dunia itu sebagai tempat tinggal."
Jadi ayoo kita inget2 apa aja yang udah disiapin buat dibawa matiii..?
HAH HAH HAH..
:D
CMIIW

Wanita = Tulang rusuk pria

Meneruskan dari note sebelum ini, sekaligus menanggapi pendapat tmen saya yang mengomentari note saya ttgpernikahan = ibadah?

"Agama islam mengizinkan seorang laki-laki untuk menikahi wanita yang beragama lain. Lalu kenapa tidak dengan wanita yang bersuami agama lain?"

Pada dasarnya kodratnya laki2 dalam islam adalah sbg IMAM dan perempuan sbg MAKMUM. Klo seorang wanita Islam di-IMAM-i oleh seseorang beragama lain gimana caranya (alasan ini buat ssorg yg tujuan awalnya menikah krn agama ya.. klo yg awalnya krn cinta yaa ga masalah buat mereka beda keyakinan, yg penting kyakinan akan cinta mereka bner2 kuat).
Soalnya, dari literatur yg saya punya ada bbrp faktor penyebab konflik dlm keluarga, selain kesalahan dalam memilih pasangan dan perbedaan tingkat usia, ketiadaan kufu' (kesetaraan) dalam sepasang suami-istri. Sebelumnya maaf nih, saya masukin hadis lagi.. hehe.
Diriwayatkan oleh Sayyidina 'Ali R.A:
"Hai 'Ali, ada 3 hal yang tidak boleh kamu tunda: shalat, apabila telah sampai waktunya, jenazah, apabila telah meninggal, dan orang yang single, ketika ia telah menemukan pasangan yang setara (kufu')" (Al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra VII/133, dalam Kamil al-Hayaali).
Maksud setara disini adalah tidak lebih rendah keadaannya, lebih rendah nasabnya dan tidak lebih rendah kualitas peradaban atau pengetahuannya. Ini saya kutip dari bukunya Kamil al-Hayaali: al-Khilafaat al-Zaujiyyah (diterjemahkan oleh Nor Hasanuddin, M.A dlm bukunya Solusi Islam Dalam Konflik Rumah Tangga).

Dari sini sih saya bisa nyimpulin (bapak2 ibu2, klo salah tolong bnerin yaa~) kenapa harus setara, soalnya pada dasarnya perempuan itu harus dibimbing dan orang yang ngebimbing itu harusnya punya kompetensi buat jadi pembimbing. Soalnya yang namanya perempuan itu -pernah denger "Perempuan itu berasal dari tulang rusuk lelaki" kan?- pada umumnya ada unsur bengkoknya, kayak tulang rusuk aja gitu, nih masi dari hadis Nabi SAW yang pengertiannya:
"Sesungguhnya perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Dan bahwa tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Dan jika kamu begitu saja meluruskannya, kamu berarti mematahkannya. Akan tetapi jika kamu menikmatinya. Pada mereka ada kebengkokan."
Klo mnrt pengertian saya dr hadis di atas, jadi intinya yg namanya perempuan itu emang ribet bgt orangnya, jadi para lelaki klo mau ngelurusin harus pake "strategi jitu untuk meluruskan tulang rusuk", ga bisa strategi instan ato asal2an, bisa patah tuh tulang. Hehehehehe. Jayus yah?
;p

Jadi, tanggapan saya dari pendapat "Agama islam mengizinkan seorang laki-laki untuk menikahi wanita yang beragama lain. Lalu kenapa tidak dengan wanita yang bersuami agama lain?",
Kenapa cuma pria islam aja yg boleh beristri dari agama lain, knp wanita ga boleh punya suami beragama lain. Soalnya menurut saya pada dasarnya kodrat wanita itu dipimpin, bukan memimpin. Wanita itu terlalu labil untuk memimpin seumur hidup, sedangkan yang namanya pernikahan itu itungannya seumur hidup kan? Itu pendapat saya aja ya, klo salah tolong dibnerin. (daritadi gw beropini berdasar ajaran agama gw aja yah zis, soalnya gw ga ngerti ajaran agama lo sih. buakbuakbuak) ^^v

Saya nulis note ini pengen ngasi satu bahan diskusi aja ttg pernikahan, triggernya emang gara2 abis baca note tetangga ttg opininya dia ttg pernikahan yang mnrt saya berbeda sama opini saya (kebetulan jg proposal skripsi saya menyangkut ttg pernikahan dan kawan2nya itu. hehe). beda boleh kan? Tanpa berniat menggeser opininya dan nge-JUDGE klo opininya dia salah ato ngeremehin siapapun. Tapi sepertinya kok tu tetangga yg bikin note, gara2 saya bikin note itu jadi merasa diremehkan. Heheh.. jadi bingung! yaa~ MINTA MAAF aja deh ya tetangga.. Kan note itu ajang buat memaparkan pemikiran2 kita, bukan untuk saling menjatuhkan, kan klo gini kita jadi makin tau pola pikir tiap orang yang baca dan ngasi komen itu gmn, dapet informasi dari pengalaman2 dan pengetahuan2 orang lain juga.

Skali lagi saya tekankan disini.. Note yang saya tulis tidak bermaksud meremehkan siapapun yaa~. Klo emang ada yg ngerasa.. tolong dimaafkaan!
:)


Pamulang, 4 Januari 2009
-JELITAnden

Pernikahan = Ibadah?

Saya sangat setuju kalo pernikahan itu adalah sunnah Rasul SAW dan ibadah untuk mencari pahala atau ridha Allah SWT.
Tapi sebagai anak muda yang masi belajar dan sangat sedikit ilmunya (jadi buat ibu/bapak sesepuh yg baca, klo ada salah mohon dikoreksi yaa) saya mau mengajak kita semua berfikir, dan mengingat kembali tahap-tahap ibadah yang Rasul SAW kita anjurkan.
Nikah itu memang sunnah-nya, tapi ibadah yang satu itu bukan main tanggung jawabnya besar sekali. Kalo memang kita mau ibadah dan mendapatkan Ridha Allah SWT, step by step aja lah dulu, masi banyak ibadah dan sunnah Rasul yang ga tralu menanggung beban responsibility seberat nikah. Contohnya, Solat sunnat dan Puasa sunnat, itu aja masi ada sub-subnya lagi. hehe. solat sunat ada brp puluh, bgitu juga puasa sunat. Dan itu gak pake tanggung jawab yg berat2 amat harus ngasi makan anak orang, ngebimbing anak orang, ngebahagiain anak orang, menghasilkan dan ngedidik anak-anak baru yang bakal jadi Khalifatullah fil 'Ard yang sholeh/sholehah, yang doanya nanti bakal jadi bekel kita di akhirat.
Sekarang tentang statement "Pernikahan itu indah, pernikahan itu menyempurnakan ibadah kita sendiri, pernikahan juga ladang pahala".
Theoritically, i am absolutely AGREE. Tapi ayo kita berangkat ke realita kehidupan nyata, liat pe-rdetik, per-menit, per-hari ketika kita sudah berada di dlmnya. Survey yang saya lakukan ke beberapa sobat dan kerabat yang udah menikah selama lebih dari 2 tahun, "keindahan" itu memang benar ada, tapi bukan menjadi nomor satu seperti di cerita2 dongeng semacam cinderella gitu lagi, cinta yang indah itu menjadi nomor ke sekian setelah yang namanya tanggung jawab, kerja keras, pengorbanan, kepemimpinan, kebijaksanaan, kesabaran, pengabdian, dan yang paling parah PENYESALAN karena SALAH MEMILIH PASANGAN. Hii~ what a nightmare, right?!
Izinkan saya mengutip dari tulisan Kamil al-Hayaali dlm bukunya "Solusi Islam dalam Konflik Rumah Tangga"yang katanya tuh, Islam telah mewanti-wanti semenjak awal dalam hal memilih pasangan hidup untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Islam telah menggariskan dengan jelas bahwa pilihan yang baik adalah salah satu faktor yang dapat menciptakan kehidupan keluarga islami, harmonis, dan cinta kasih pada pasangan suami istri. Landasan yang jelas telah diberikan Rasul SAW dlm sabdanya: "Perempuan dinikahi karena 4 alasan: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikkannya dan karena agamanya. Maka dapatkanlah yang kuat agamanya, niscaya akan beruntung."(HR. Bukhari & Muslim)
itu yang buat para lelakii..
Para wanita tenaang.. nihh, masi ngutip dari bukunya Kamil al-Hayaali (boleh minjem dari ka Adang. hehe. tengs kaa~).
Hadis yang satu ini menyingkapkan ciri hakiki dari seorang suami ideal kepada kita, yaitu yang dapat mengetahui kebenaran dan kewajiban, dapat bertanggung jawab dan bertakwa kepada Allah dalam perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatannya.
"Jika orang yang agama dan perilaku (kepribadian) -nya kalian senangi datang kepadamu, maka nikahkanlah (anakmu) dengannya. Jika tidak kalian laksanakan, maka kekacauan dan kerusakan besar akan terjadi di bumi."
Ada sahabat bertanya: "Meski ia tidak memiliki apa-apa?"
Maka Nabi SAW menjawab: "Jika orang yang agama dan perilaku (kepribadian) -nya kalian senangi datang kepadamu, maka nikahkanlah (anakmu) dengannya," sebanyak 3 kali. (HR. at-Tirmidzi)
Naaaaah~ jadi sudah cukup jelas ya Rasul SAW memberikan kita kriteria pasangan hidup yang seperti apa supaya kita gak salah milih pasangan hidup dan yang namanya pernikahan itu jd gak MENGERIKAN. Intinya adalah AGAMAnya!! hohoo..
Gitu lhooo maksud saya kenapa PERNIKAHAN itu MENGERIKAN.
Mengerikan disini maksud saya harus penuh perhitungan, ga bisa kaya huruf2 di layar ini ketika saya ketik yg klo salah masi bisa pencet "back space" trus dibnerin.
Yaa selalu ada "alasan" dibalik setiap tindakan dan pemikiran kan? Kalo masi dianggap ANEH, yaa minta maaf aja deh.
Trus buat para sesepuh minta tolong dikoreksi ya tulisan saya inii.
*tararengkyu.. matur nuwun.. nuhun pisan..
oiaaa~ Happy new year 1430 H / 2009 M anyway! Have a wonderfully years aheaaad!
;)
Pamulang, 31 Desember 2008
-JELITAnden

Inseminasi Buatan.. why not?

”The Back-Up Plan” adalah film yang berkisah tentang seorang wanita karir (Jennifer Lopez) yang masih sendiri. Karena merasa umurnya sudah mulai tua, dan ada suatu kekhawatiran di dalam dirinya, maka ia mengambil keputusan untuk melakukan inseminasi buatan. Sperma diterimanya dari seseorang dalam proses inseminasi ini, namun berbarengan dengan itu, ia mengenal seseorang (Alex O’Loughlin) yang memikat hatinya. Ia merasa bahwa laki-laki itulah impian yang diidam-idamkan dalam hidupnya selama ini.
Selain Jennifer Lopez, film ini juga menampilkan akting dari Alex O'Loughlin, Noureen DeWulf, dan Donal Logue.
***************************************
Sampe segitunya lhoo orang pengen punya keturunan.
Udah pengen punya anak, tp belom punya pasangan. Akhirnya, inseminasi buatan dijadikan pilihan. Kalo dilihat dari film yg saya ceritakan sinopsis-nya di atas. Rasanya kejadian tersebut udah jadi fenomena umum yang ada sekarang ini ya..
Ada bbrp macam usaha buatan manusia untuk membuahkan sperma dan ovum menjadi zigot, contohnya inseminasi buatan dan bayi tabung. Klo dalam Islam (merujuk ke fatwa MUI) hukum kedua usaha tersebut adalah boleh, asal sperma dan ovum yang dipertemukan adalah milik pasangan yang memang sudah halal secara Agama.
"Usaha maksimal, hasilnya Allah yg menentukan."
Kalimat itu cocok untuk para pasangan yang sedang harap-harap cemas menunggu hadirnya keturunan di tengah-tengah mereka. Anak adalah titipan/amanat Allah, jika seluruh tenaga, fikiran dan materi sudah maksimal utk mengusahakan hadirnya janin di dalam rahim istri. Selanjutnya hanya tinggal pasrah dan sabar menanti waktu ketika Allah sudah percaya untuk menitipkan satu lagi wakilNya di dunia ini. Allah menitipkan wakilnya kepada para pasangan manusia di bumi ini adalah untuk dirawat dan dididik agar menjadi penerus ke-bermanfaatan orang tuanya di dunia, untuk menjadi manusia yang bermanfaat untuk seluruh penduduk alam semesta. Pasangan suami istri sering kali lupa apa hakikat dari memiliki keturunan. Karena banyak faktor, salah satunya mungkin adat budaya yang menuntut pasangan yg sudah menikah untuk segera memiliki keturunan. Sampai-sampai mereka lupa memikirkan hakikat memiliki keturunan itu sendiri.
Menurut masyarakat umum, biasanya pasangan yang sudah menikah itu punya keturunan, makanya klo blm punya anak kadang ada yg gelisah karena takut dianggap tdk normal. Padahal maksudnya dititipin anak sama Allah itu kan bukan itu. Ibaratnya, kita dititipin barang sama ssorg, kita dikasih tanggung jawab, dipercaya ngerawat, ngejaga, dan memanfaatkan barang tersebut sebaik-baiknya sesuai fungsi, karena itu hanya titipan yang nantinya akan kita kembalikan lagi kepada Yang Punya barang.
Kalo sepasang orang belum ketitipan sesuatu, mungkin artinya Yang Punya itu belum ngerasa perlu nitip sesuatu sama pasangan tersebut. Ntah apa alasannya, mungkin memang lebih baik jika pasangan itu berjuang berdua dulu, atau pasangan itu lebih banyak manfaatnya jika belum punya anak. Banyak lah kemungkinan-kemungkinan positif kenapa sepasang suami istri belum dititipin "calon wakilnya Allah" di muka bumi ini. Lagi pula menurut saya lebih baik ga punya anak, dari pada anak tsb nanti lahir dan tumbuh menjadi koruptor. hehe.
Memiliki keturunan itu bagi saya bukan hanya sekedar dirawat, dijaga, difasilitasi segala kebutuhannya agar selalu merasa nyaman dan bahagia. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana anak tsb nantinya mampu membuat nyaman dan membahagiakan dirinya sendiri serta orang-orang di sekitarnya. Dan itu berawal dari penanaman awal ttg kenyamanan dan kebahagiaan. Standar kenyamanan dan kebahagiaan ssorg merupakan sebuah hasil dari pembentukan pola hidup atau kebiasaan oleh orang tua dan lingkungan sekitarnya. Mau jadi apa seorang anak itu tergantung dari apa yang ditanamkan oleh orang tuanya semenjak anak tsb masih berupa janin dalam rahim.
Kalo kita suka denger tingkah laku seseorang suka dipertanyakan, misalnya "dulu ibunya ngidam apaan sih? ko anaknya bawel bener...", pertanyaan spt itu terbentuk karena memang kenyataannya seseorang itu sudah bisa mengamati dan mencontoh mulai dari awal ketika masih di dalam kandungan. Dan kalau pernah membaca istilah golden age, itu adalah rentang usia seseorang yang paling bagus untuk dapat menyerap segala pelajaran baik secara lisan maupun perbuatan.
Masa-masa golden age adalah waktu yang paling tepat untuk membekali anak ttg nilai-nilai dan hakikat kehidupan. Jadi untuk para orang tua, hati-hati menentukan prioritas, jgn sampe masa-masa paling berarti yang menentukan masa depan anak tersia-siakan krn hal yang ternyata bukan prioritas.
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan"
(al-Kahfi: 46)
CMIIW
:)

UMAR BIN KHATAB PUN MENANGIS (copas)

"Dan Umar pun Menangis..." 
(share from other's blog)

Pernahkah anda membaca dalam riwayat akan Umar bin Khattab menangis? Umar bin Khatab terkenal gagah perkasa sehingga disegani lawan maupun kawan. Bahkan konon, dalam satu riwayat, Nabi menyebutkan kalau Syeitan pun amat segan dengan Umar sehingga kalau Umar lewat di suatu jalan, maka Syeitan pun menghindar lewat jalan yang lain. Terlepas dari kebenaran riwayat terakhir ini,yang jelas keperkasaan Umar sudah menjadi buah bibir di kalangan umat Islam. Karena itu kalau Umar sampai menangis tentulah itu menjadi peristiwa yang menakjubkan. Mengapa "singa padang pasir" ini sampai
menangis?

Umar pernah meminta izin menemui rasulullah. Ia mendapatkan beliau sedang berbaring di atas tikar yang sangat kasar. Sebagian tubuh beliau berada diatas tanah. Beliau hanya berbantal pelepah kurma yang keras. Aku ucapkan salam kepadanya dan duduk di dekatnya. Aku tidak sanggup menahan tangisku.

Rasul yang mulia bertanya, "mengapa engkau menangis ya Umar?" Umar menjawab, "bagaimana aku tidak menangis. Tikar ini telah menimbulkan bekas pada tubuh engkau, padahal Engkau ini Nabi Allah dan kekasih-Nya. Kekayaanmu hanya yang aku lihat sekarang ini. Sedangkan kisra dan kaisar duduk di singgasana emas dan berbantalkan sutera".
Nabi berkata, "mereka telah menyegerakan kesenangannya sekarang juga, sebuah kesenangan yang akan cepat berakhir. Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang yang bepergian pada musim panas. Ia berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian berangkat dan meninggalkannya"

Indah nian perumpamaan Nabi akan hubungan beliau dengan dunia ini. Dunia ini hanyalah tempat pemberhentian sementara, hanyalah tempat berteduh sejenak, untuk kemudian kita meneruskan perjalanan yang sesungguhnya.

Ketika anda pergi ke Belanda, biasanya pesawat akan transit di Singapura. Atau anda pulang dari Saudi Arabia, biasanya pesawat anda mampir sejenak diAbu Dhabi. Anggap saja tempat transit itu , yaitu:
Singapura dan Abu Dhabi merupakan dunia ini. Apakah ketika transit anda akan habiskan segala perbekalan anda? Apakah anda akan selamanya tinggal di tempat transit itu?

Ketika anda sibuk shopping ternyata pesawat telah memanggil anda untuk segera meneruskan perjalanan anda. Ketika anda sedang terlena dan sibuk dengan dunia ini, tiba-tiba Allah memanggil anda pulang kembali ke sisi-Nya.

Perbekalan anda sudah habis, tangan anda penuh dengan bungkusan dosa anda,lalu apa yang akan anda bawa nanti di padang Mahsyar. Sisakan kesenangan anda di dunia ini untuk bekal anda di akherat. Dalam tujuh hari seminggu, mengapa tak anda tahan segala nafsu, rasa lapar dan rasa haus paling tidak dua hari dalam seminggu. Lakukan ibadah puasa senin-kamis. Dalam dua puluh empat jam sehari, mengapa tak anda sisakan waktu barang satu-dua jam untuk sholat dan membaca al-Qur'an?
8 jam waktu tidur kita? mengapa tdk kita curi 15 menit saja untuk sholat tahajud?

"Celupkan tanganmu ke dalam lautan," saran Nabi ketika ada sahabat yang bertanya tentang perbedaan dunia dan akherat, "air yang ada di jarimu itulah dunia, sedangkan sisanya adalah akherat" . Bersiaplah, untuk menyelam di "lautan akherat". Siapa tahu Allah sebentar lagi akan memanggil kita, & bila saat panggilan itu tiba, jangankan untuk beribadah, menangis pun kita tak akan punya waktu lagi.

Subhanallah..
Hujamkanlah penjelasan baginda nabi SAW diatas ke dalam hati kita.
Allahua'lam bisshawab.