PAGES

Selasa, 10 Januari 2012

"97 days to UN"


Belom tau harus ber-ekspresi gimana ngeliat pajangan dinding di sebuah ruang kelas di Sekolah. Pajangan dinding tulisannya "97 days to UN". Mungkin rasa bangga akan kreatifitas mereka, tapii bisa juga rasa iba karena segitu bersiapnya mereka menghadapi "Ujian Nasional", karena gw sangat yakin didalam hati anak-anak yang akan menghadapi ujian itu pasti ada kecemasan yang macem-macem. UN ini menurut gw sih "biang kerok", adaaa aja masalahnya! Yang udah paling pasti bermasalah adalah mental smua orang yang terlibat; mulai dari pihak sekolah, murid dan orangtuanya. Inget kasusnya Alif dan Ibunya (Siami) yang diusir dari kampung karena mengungkap kasus nyontek massal di SDN Gadel II Surabaya? Pas diwawancara di sbuah acara talkshow di TV, si Alif bicaranya irit2 dan penuh keraguan, pertanda sudah ada luka dan trauma dlm dirinya. Ada lagi anak lelaki yang nyoba gantung diri krn ga boleh ikut UN krn nunggak SPP 10 bulan, dan dia hidup dengan cacatnya sampai sekarang.

Jangan heran klo Indonesia ini sukses jadi Negara ter-korup se-Asia Pasifik. Subhanallah.. Mantep yaa?! Udah blur antara salah dan benar, siapa dan apa yang harus dibela! 

Bener-bener kusut ini Negara. Gimana ga kusut, Anak-anak Indonesia sejak dini udah dipaksa untuk mengejar sesuatu yang belum tentu dia butuhkan. Anak-anak dipaksa untuk mendapatkan nilai bagus untuk mata pelajaran yang belum tentu jadi bakat-minat mereka. Ya hasilnya bisa diliat, anak-anak itu tumbuh mjd manusia-manusia korup kaum matrealis, yang mengejar sesuatu yang belum tentu dia butuhkan. Mereka fikir, mereka butuh uang sebanyak itu! Dengan segala kebaikan yang sudah mereka korbankan, pada akhirnya mereka akan mati juga, masuk ke dalam tanah tanpa membawa harta laknat penuh maksiat.

Ujian Nasional ini sukses memancing kepanikan semua pihak untuk mencapai "lulus UN dengan nilai yang baik". Kerja keras anak selama satu jenjang pendidikan (SD/SMP/SMA) diukur hanya dari beberapa mata pelajaran yang sama sekali tidak bisa menjamin kebahagiaan anak tsb dikemudian hari. Anak harus ber-tegang2 ria untuk menjawab soal-soal konyol yang nantinya menentukan kelulusan. 

Dear Parents (or parents to be), for the sake of ur children, yang menentukan seseorang bisa sukses bahagia nantinya itu bukan seonggok Ujian Konyol dari Negara blunder ini! Jadi cerdas-cerdaslah mendampingi anak-anakmu untuk melewati jenjang demi jenjang kehidupannya, termasuk jenjang pendidikan ini. Asuh anak-anakmu untuk peka mengamati apa yang dia sukai, dorong anakmu utk mencari sesuatu yang benar2 dia butuhkan dan biasanya yang ssorg butuhkan adalah sesuatu yang bisa bikin dia bahagia. 

Kebahagiaan adalah ketika apa yang dia sukai menjadi sebuah keahlian yang menghasilkan.

Dari segala kekusutan ini, yang pasti anak-anak gw ini udah sukses nge- switch  energi cemasnya itu jadi sebuah inovasi kreatif. Pajangan dinding itu jadi  semacem kalender sobek yg tiap hari angkanya bakal berkurang terus sampe hari Ujian Nasional itu tiba.


Semangaaaattt!!!!
CMIIW
:)