PAGES

Senin, 05 November 2012

My " Eternal Kingdom "

Terlalu banyak "kejadian hidup" yang me-latar belakangi kenapa saya jadi seperduli skrg ini sama yang namanya dunia Perkembangan dan Pendidikan Anak, knp saya mau bertahan di dunia Pendidikan, di Sekolah tempat saya skrg "berkarya". Berangkat dari semangat mau bermanfaat untuk sebanyak-banyaknya umat, dimulai dari yang terdekat. I've started the research at school, and on my duty as a psychotherapist. I found a lot of "incident" with the reasons underlying it. Semakin banyak liat kejadian, semakin prihatin, semakin penasaran, dan akhirnya saya semakin yakin tentang salah satu hal yang paling penting dalam hidup manusia, yaitu PERNIKAHAN!

Pernikahan bukanlah sekedar romance dan gemerlap gegap gempita perayaan walimah (resepsi).
Saya meng-ilustrasikan pernikahan itu adalah sebagai sarana pendukung untuk mempermudah saya menuju ke "Eternal Kingdom".

Journey to the "Eternal Kingdom"
Klo diilustrasikan perjalanan ksana itu seperti jalan panjang menuju satu titik yang keliatannya jauh dan panjaang tp ga tau tepatnya seberapa jauh, seberapa panjang dan apa aja hambatan yang bakal kita lewatin spanjang jalan itu. Yang kita tau cuma tujuan akhir kita, dan ada aturan-aturan/perintah yang harus kita taati supaya kita bisa sampe kesana dengan "selamat".

Dalam perjalanan ini baiknya kita fokus ke Tujuan, dan menjadikan pernikahan sbg SARANA yang memper-mudah, memper-ringan, dan mem-bahagiakan. Bukan yang memberatkan atau menyulitkan perjalanan kita menuju kesana. Apabila dengan tidak menikah itu lebih baik untuk kita selamat sampai ke tujuan, saya lebih memilih itu. Karena tidak sedikit dampak negatif dari orang-orang yang menjadikan MENIKAH itu sbg TUJUAN, yang melihat pernikahan itu dari sekedar EUFORIA semata, yang menikah ASAL-ASALAN dan melahirkan keturunan yg juga asal-asalan.. Merepotkan dunia! -__-'

Pernikahan sebagai sarana maksud saya adalah.. Klo kita liat ke gambar di atas, ilutrasinya kita Manusia punya tugas untuk berjalan di Dunia menuju ke "Eternal Kingdom". Fokus kita adalah berjalan menggunakan seluruh potensi yang diberikan Tuhan agar sepanjang perjalanan kita menuju kesana dipenuhi dengan amal-perbuatan yang baik-baik dan menguntungkan. Klo ternyata di tengah jalur perjalanan kita bertemu dengan seseorang yang satu tujuan, alangkah INDAHnya klo kita bisa berjalan bersama-sama, saling berbagi, dan saling menyemangati untuk bisa selamat sampai kesana.

a Partner

Poinnya disini adalah, kita harus sudah punya tujuan dan sudah punya jalur untuk sampai ke tujuan tsb, baru stelah itu bertemu seseorang yang ada di satu jalur itu. Bukan sibuk nyari seseorangnya dulu baru repot nentuin tujuan, atau bahkan sampe udah bertemu seseorangnya-pun kita masi belom punya tujuan. Jadi cuma sibuk "berdua-duaan" aja tanpa kebenaran arah & tujuan.

Nah, itulah yang awam terjadi sekarang ini; tingkat perceraian yang tinggi atau konflik rumah tangga yang berdampak besar ke perkembangan anak-anak mereka. Anak-anak dengan motivasi berprestasi rendah, absensi tinggi, kasus narkoba, kasus tawuran adalah beberapa contoh dampak dari orang tua yang tidak memiliki konsep pola didik, karena mereka belum paham betul fungsi menikah dan ber-keturunan itu apa. Mereka adalah pasangan-pasangan umum, yang menganggap pernikahan itu hanyalah satu tradisi umat manusia, bukan sebagai SARANA masuk surga.

Salam hormat saya untuk orang tua dari dia yg memiliki sense of serving others yg tinggi, yg bertanggung jawab, yg bekerja keras, dan yg beriman dengan logikanya. Ada harapan disini, untuk bisa memiliki teman seperjalan seperti dia. Namun sampai sejauh ini, saya blm berani memastikan seperti apakah teman seperjalanan saya nanti. Saya masih sibuk mempersiapkan amunisi, sibuk meng-upgrade diri agar PANTAS menjadi teman seperjalanan dari seseorang yg sudah tegas memiliki arah & tujuan.


Maksud "Eternal Kingdom" yang dari awal saya sebut-sebut itu adalah:
"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya."
(Q.S al-Baqarah: 25)


But still...No one can describe how amazing that "Eternal Kingdom" is...

Hadits Qudsi:
"Kusiapkan bagi hamba-hambaKu yang shalih, yaitu apa yang tak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telinga, dan tak pernah terlintas dalam hati semua manusia", kemudian Rasulullah Saw. bersabda: "Bacalah jika kalian mau,
'Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang' (Q.S As-Sajdah:17)"

Thanks my dear readers,
feel free to correct me if i'm wrong .
Salaaaam~
:)

Senin, 08 Oktober 2012

"Maaf, saya lagi sibuk!"


Anak, kalo diibaratkan sama Kahlil Gibran dalam puisinya yang berjudul  Children itu ibarat anak panah, orang tua itu busur, dan Pemanahnya adalah Sang Pencipta. Tugas orang tua itu sesungguhnya ya cuma jadi penopang yang  kondusif untuk si anak panah ini melesat dengan cepat, sejauh sesuai dengan tujuan Sang Pemanah, yaitu menuju "Keabadian". Orang tua, harus prepare betul untuk jadi busur yang kokoh. Harus tau betul apa aja kriteria menjadi busur yang kokoh itu gmn, harus tau juga tujuan Sang Pemanah mengarahkan si busur ini kemana.
Kalo perumpamaan versi Abah saya..
Manusia itu punya tujuan ke (misal) Surabaya, tugasnya orangtua ya siapin segala hal yang dia butuhin utk sampe ke surabaya, mulai dari kondisi fisik, mental, peralatan yang harus dibawa, kasih tau tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, nahh perkara dia mau naik apa kesana, urusan dia. Yang penting orang tua udah ngasih modal yang cukup supaya si anaknya bisa nyampe Surabaya dengan selamat tanpa kekurangan sesuatu apapun. 
Itu namanya orangtua Amanah..
Orang tua yang Amanah menurut pandangan saya, adalah orang tua yang mampu membangun kebiasaan seorang anak untuk menjadi pribadi mandiri yang tau siapa dirinya, mau kemana tujuan hidupnya, dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut (i know who i am, where to go, and what to do). 

Nah, membangun kebiasaan itu kan gak bisa cuma teori. Anakmu itu Cerminanmu.. Harus dipraktekan dulu baru diajarin ke anaknya. Misal, anak diajarin harus mandiri, kerjain segala yang bisa dikerjain sendiri, tp kenyataannya ibu/bapak krn kondisi capek ato bahkan males dia teriak minta tolong ini-itu sama si mbak asisten RT. Gimana anak mau mandiri? Sementara yg dia liat contohnya aja macem bgitu.. 
Contoh lain, Anak dilarang pulang malem tapi bapak-ibunya tiap hari saking sibuknya kerja -brangkat pagi anak belom bangun, pulang malem anak udah tidur- giliran anaknya pulang malem diomelin abis-abisan, bahkan dipukulin. Klo begini yang salah siapa? Emang sih, kerja cari uang untuk anak.. tapi coba ditinjau ulang lagi apa aja yang bener-bener anak butuhin? :___(

Singkat kata, i'm not gonna judge anyone.
Saya cuma akan ngambil banyak pelajaran dari tingkah laku orang-orang tua yang ada di sekitar kehidupan saya, supaya suatu hari saya mjd mereka, perbendaharaan kasus saya buat jadi TAULADAN dari keturunan saya nanti udah cukup dan saya bisa menjadi Busur yg kokoh utk Anak Panahnya Tuhan sampe ke Keabadian.

Salam prihatin saya buat orang-orang tua yang susah diajak kerjasama buat ngedidik anaknya,
Ditelfon buat ngabarin perkembangan anaknya malah bilang:
"Maaf saya lagi sibuk!"  *sambil sibuk ngunyah, nutup telfon* 
*sambil nanar menatap HP gw bertanya dalam hati* "Ini sebenernya gw apa sih? Kok berasa sales credit card yaaa?"  LOL  
Saya ini guru Bimbingan Konseling yang mau ngabarin per'kembang-kempis'an Anak yang doanya bisa jadi bekal untukmu balik ke Surga! -_-'
*sigh*


 Nih kenalin anak-anak murid saya yang hits-hits..

Rayi Medina (si Dedeyii), XII

Afiff & Kevin (para tukang Joget Shuffle), XII

Wiwid, Mbaca, Dhea, Fira, Deyi, Didit Si Benn - XII


Ria, Uti, Drupadi, Angel - XI

Mbajel love u, anak-anaaaak!
Smg jadi anak-anak soleh/solehah yg bisa doain mamapapanya biar masuk Surga yaa..
*bigHUG*

Sabtu, 22 September 2012

a Teacher

Dulu pas SMP, ada 2 profesi yang saya paling GAK cita-citain, Guru dan Wartawan.
Mungkin gara-garanya waktu kls 3 SMP dulu temen-temen sekelas saya gila-gilaan ngrepotin gurunya. Pas SMA juga parah banget bandelnya, pas detik-detik terakhir KBM, mau UN.. 1 kelas janjian pake seragam lain sendiri pas upacara. Mau ditaro dimana muka Bu Tantin (wali kelas saya wkt itu) cobaak? Hadeeeh.. Maafkan kami bapak/ibu guru.

Sekarang ini, saya seorang Sarjana Psikologi. Kebetulan, pas banget abis lulus kuliah saya langsung kerja di Sekolahan. Tapi bukan sebagai guru, saya dikaryakan sebagai Humas atau Public Relations dari manajemen yang membawahi 2 buah Sekolah keren; Cakra Buana dan Bintara. Awalnya ditawarin untuk jadi guru krn latar belakang saya yg Psikologi itu berhubungan baik sm dunia Pendidikan, tapi saya langsung nolak dengan sigap. Alasan saya nolak waktu itu karena ngerasa takut dan belum pantes, saya pikir "Mau diajarin apa anak-anak murid klo gurunya aja masih kayak gw gini?" . Tahun ke tahun berjalan, sampe akhirnya masuk di tahun ke-3 saya ada di Sekolah dan berniat menjadi seorang guru. Saya mikir kalo nunggu sampe jadi bener dulu trus baru mau share ilmu atau ngajar jadi guru kapaan benernyaa.. Bener itu kan cuma punya Allah jd klo nunggu bener dulu mah susah atuuh.

Ini kurang lebih jalan di bulan ke-empat saya judulnya jadi Guru, and it's AWESOME! Comparing with my role as a PR before. This teacher profession makes me feel alive! Meeting the students everyday, shakes their hands everymorning makes me realize that my future, my country's future is on their hands. Orang tua dan gurulah yang berperan sangat penting untuk masadepan Negara ini. 
Just remember, they're the canvas and we're the painters. We gotta paint wisely..!

Doain yaaa, biar bisa jadi guru dan calon Ibu yg amanah, yg bisa menghasilkan pemuda/i amanah juga, yang bisa bermakna untuk alam semesta. 
Aamiiin...


with ma'm Hesti and Kamelia Rizki, graduated from Cakra Buana at 2012, she's a psychological college student rightnow!

Thanks for stop by and read, dear brother/sister!
Salaaaam :)

Selasa, 14 Februari 2012

"Happy in Hijab"

Assalamu'alaykum! :)

Hari Senin 13 Februari 2012 lalu, saya dan 2 org teman bikin acara kecil-kecilan di Mesjid Sekolah, sharing tentang kewajiban ber-hijab dan tutorial gaya-gaya hijab jaman sekarang.

Alasannya adalah karena mau berbagi "KEBAHAGIAAN". I am happy "in" my Hijab..
Saya bahagia berada di dalam balutan Hijab. Karena itulah, kebahagiaan tentang hijab ini harus dibagi. Alasan lainnya adalah setiap Muslim itu punya kewajiban untuk menyampaikan/mengingatkan apa aja tugasnya di Bumi ini, yaitu:
"Menjalankan perintah-Nya dan Menjauhi larangan-Nya."

Acara kecil-kecilan ini juga dibuat karena mau mendukung #GerakanMenutupAurat pada tanggal 14 Februari 2012, yang diprakarsai sama Teachers Working Group.

4 desain banner yang disiapin TWG untuk #GerakanMenutupAurat


Oia sebelumnya, saya kerja di Sekolahan, Sekolah Bintara dan Cakra Buana.
Makanya acara kecil-kecilan ini ngelibatin temen-temen siswi di Sekolahan. Nih bentuknya sekolahkuuu...

Sekolah Cakra Buana
Jl. Raya Depok Sawangan no. 91


SMP-SMA Bintara
Jl. Raya Depok Sawangan no. 19

Awalnya saya ngajak siswi-siswi SMA Cakra Buana yang pada pake hijab aja, tapiii ternyata ada bbrp siswi yang ga pake hijab juga mau ikutan. Alhamdulillah lucunyaa!





Mbak Lya in action!
Saya dibantu sama Mbak Lya buat Hijab Tutorial-nya dan yang jd seksi dokumentasi itu namanya Mbak Kiki. (Terimakasih temaaan! :* )

Giliran Mbajel sharing ttg Kewajiban Hijab bagi Wanita

Nah, siswi-siswi yang ikutan saya bagiin semacam "Qcard" yg isinya materi yang saya share hari itu..

"Q card"

Nah ini gadis-gadis cantik yang walopun belom ber-hijab tp mau ikutan event "Happy in Hijab"...

Adinda - Amanda
Amanda - Adinda "in" Hijab :)
Oia, doain yaaa... Mereka yang ikutan ini siswi-siswi kelas XII yang bentar lagi mau Ujian Nasional. Khusus untuk Adinda, dia punya Nadzar "klo keterima di Fakultas Kedokteran salah satu PTN mau pake Hijab permanen". Mohon doanya yaaaa~  Alfatihah! :)

Bukan karena sudah sempurna saya mau berbagi, tp karena saya bahagia makanya saya mau berbagi kebahagiaan. Semoga kegiatan-kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut, biar bisa saling mengingatkan dan menguatkan. 
"Sampaikanlah dariku walau hanya satu Ayat" (H.R Bukhari)
Wassalamu'alaykum :)

Selasa, 10 Januari 2012

"97 days to UN"


Belom tau harus ber-ekspresi gimana ngeliat pajangan dinding di sebuah ruang kelas di Sekolah. Pajangan dinding tulisannya "97 days to UN". Mungkin rasa bangga akan kreatifitas mereka, tapii bisa juga rasa iba karena segitu bersiapnya mereka menghadapi "Ujian Nasional", karena gw sangat yakin didalam hati anak-anak yang akan menghadapi ujian itu pasti ada kecemasan yang macem-macem. UN ini menurut gw sih "biang kerok", adaaa aja masalahnya! Yang udah paling pasti bermasalah adalah mental smua orang yang terlibat; mulai dari pihak sekolah, murid dan orangtuanya. Inget kasusnya Alif dan Ibunya (Siami) yang diusir dari kampung karena mengungkap kasus nyontek massal di SDN Gadel II Surabaya? Pas diwawancara di sbuah acara talkshow di TV, si Alif bicaranya irit2 dan penuh keraguan, pertanda sudah ada luka dan trauma dlm dirinya. Ada lagi anak lelaki yang nyoba gantung diri krn ga boleh ikut UN krn nunggak SPP 10 bulan, dan dia hidup dengan cacatnya sampai sekarang.

Jangan heran klo Indonesia ini sukses jadi Negara ter-korup se-Asia Pasifik. Subhanallah.. Mantep yaa?! Udah blur antara salah dan benar, siapa dan apa yang harus dibela! 

Bener-bener kusut ini Negara. Gimana ga kusut, Anak-anak Indonesia sejak dini udah dipaksa untuk mengejar sesuatu yang belum tentu dia butuhkan. Anak-anak dipaksa untuk mendapatkan nilai bagus untuk mata pelajaran yang belum tentu jadi bakat-minat mereka. Ya hasilnya bisa diliat, anak-anak itu tumbuh mjd manusia-manusia korup kaum matrealis, yang mengejar sesuatu yang belum tentu dia butuhkan. Mereka fikir, mereka butuh uang sebanyak itu! Dengan segala kebaikan yang sudah mereka korbankan, pada akhirnya mereka akan mati juga, masuk ke dalam tanah tanpa membawa harta laknat penuh maksiat.

Ujian Nasional ini sukses memancing kepanikan semua pihak untuk mencapai "lulus UN dengan nilai yang baik". Kerja keras anak selama satu jenjang pendidikan (SD/SMP/SMA) diukur hanya dari beberapa mata pelajaran yang sama sekali tidak bisa menjamin kebahagiaan anak tsb dikemudian hari. Anak harus ber-tegang2 ria untuk menjawab soal-soal konyol yang nantinya menentukan kelulusan. 

Dear Parents (or parents to be), for the sake of ur children, yang menentukan seseorang bisa sukses bahagia nantinya itu bukan seonggok Ujian Konyol dari Negara blunder ini! Jadi cerdas-cerdaslah mendampingi anak-anakmu untuk melewati jenjang demi jenjang kehidupannya, termasuk jenjang pendidikan ini. Asuh anak-anakmu untuk peka mengamati apa yang dia sukai, dorong anakmu utk mencari sesuatu yang benar2 dia butuhkan dan biasanya yang ssorg butuhkan adalah sesuatu yang bisa bikin dia bahagia. 

Kebahagiaan adalah ketika apa yang dia sukai menjadi sebuah keahlian yang menghasilkan.

Dari segala kekusutan ini, yang pasti anak-anak gw ini udah sukses nge- switch  energi cemasnya itu jadi sebuah inovasi kreatif. Pajangan dinding itu jadi  semacem kalender sobek yg tiap hari angkanya bakal berkurang terus sampe hari Ujian Nasional itu tiba.


Semangaaaattt!!!!
CMIIW
:)