PAGES

Sabtu, 02 Juli 2011

Silaturrahim / Silaturahmi ?

Sebelum saya nulis mengenai hal ini, tolong minta dikoreksi lagi yg bner tuh SILATURRAHIIM ato SILATURAHMI ya?
Soalnya saya pernah dikoreksi oleh seorang ustadz, klo silaturahmi itu "berhubungan sama si Rahmi". Karena SILATURRAHIM itu kata2 yg berasal dari bahasa arab, yaitu shilah dan ar-RahimaShilah berarti hubungan atau menghubungkan, sedang ar-Rahima berasal dari Rahima-Yarmahu-Rahmuni atau Rahmatan yg berarti lembut dan kasih sayang.
Alasan saya menulis ttg Silaturrahim -yang kita kenal sbg tali persaudaraan- adalah karena baru2 ini saya baru mendapat pelajaran yang luar biasa mahal karena mengabaikan hal yg namanya “silaturrahim” ini.
Ternyata yang namanya menjaga tali persaudaraan, pertemanan, persahabatan itu tidak semudah dan seringan yang saya pikirkan selama ini. Salah satu bentuk menjaga silaturrahim itu seperti, sms, telfon, menyapa di dunia maya, bertandang ke rumah, atau segala bentuk aktifitas yang berhubungan dengan komunikasi kita dengan orang yang bersangkutan. Sekedar sms atau telfon untuk menyapa ”hai, apa kabar?”, itu tampaknya cukup sulit untuk saya yang baru pertama kali jadi orang sibuk.
Sebenernya saya malu dgn mengatakan sibuk, hanya dengan aktifitas yg begitu-begitu saja. Tapi mungkin kemarin itu adalah kali pertama saya menjadi orang yang memiliki banyak aktifitas dan membawa tangung jawab yang cukup berat. Sedikit berbagi cerita ketika kemarin saya menjadi seorang officer sebuah project sosial yang namanya de’saiko (parade sosial psikologi) UIN 2008. Acara yang menurut saya cukup besar (karena saya blm pernah memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari tanggung jawab saya di acara ini). Acara ini adalah acara pertama yang dibuat oleh fakultas saya, dimana fakultas saya adalah termasuk komunitas kecil jika dibandingkan dengan fakultas-fakultas lain yang ada di UIN. Komunitas mhs/i program Ekstensi sebuah Fakultas di UIN, yang tempat kuliahnya terpisah dari fakultas-fakultas lain (what im trying to say is.. udah kampus terpencil, jauh dari keramaian fakultas2 lain, waktunya malem, orangnya sedikit, hmm klo mau dibandingin jumlah mahasiswa ekstensi dan reguler itu kira-kira 1:4 deh). Itu yang membuat saya merasa kesulitan, membangun kepercayaan orang-orang bahwa kita, komunitas kecil ini, bisa melakukan sesuatu yang tidak disangka atau bahkan tidak dianggap mampu untuk melakukan hal yang belum pernah komunitas ini lakukan. Dengan tenaga kerja seada-adanya, pengalaman organisasi segitu-gitunya, dan Alhamdulillah koneksi yang sangat mendukung suksesnya acara ini. Disini saya bold kata koneksi, karena saya sedang membahas tentang hal yang namanya silaturrahim. Koneksi yang ada kemarin ini adalah hasil dari hubungan silaturrahim dengan orang-orang yang ibu saya (thanks a million, mom!), saya, dan teman-teman panitia miliki. Sungguh besar rasa Syukur dan takjub saya dengan apa yang terjadi pada kerja keras yang kami lakukan, benar-benar Allah membuktikan klo yang namanya rejeki itu dateng dari arah yang ngga diduga-duga dan pada waktu yang tidak salah. Sebagaimana yang Rasul saw udah bilang dari dulu (seperti biasaaa~.. pake hadis lg gpp yaa!? Hehe):
Dari Anas bin Malik RA, katanya Rasulullah bersabda: ”Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditunda umurnya (ajalnya), hendaknya ia menyambung silaturrahim”. (HR. Mutafaq ’Alaih)
Hadis ini merupakan anjuran untuk menyambung tali persaudaraan (silaturrahim) dan menjelaskan bahwa silaturrahim itu sebagaimana menyebabkan mendapatkan keridhaan Allah dan pahala-Nya di akhirat, ia juga menyebabkan mendapat pahala yang langsung (di dunia), yaitu tercapainya sesuatu yang dicintai manusia. Silaturrahim itu pun menyebabkan luasnya rezeki dan meluaskannya serta menyebabkan panjang umur. Itulah hak dari hakikat silaturrahim, sesungguhnya Allah swt adalah pencipta sesuatu yang menjadi sebab dan yang disebabkannya (Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy: 99 Hadis Utama Bukhari, Muslim Mutafaq ’Alaih. 2005).
Keyakinan saya tentang kekuatan niat yang baik di dalam hati ketika saya dan teman-teman merasa hopelesskemarin, diperkuat dengan firman Allah di Q.S At-Thalak: 2-3 yang artinya:
”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”.
Setelah niat kami sudah benar-benar bulat membuat acara ini lillahi ta’ala , dengan berpegang teguh pada prinsipbermanfaat untuk sebanyak-banyaknya orang (Rahmatan al-’alamin) -subhanallah- rezeki yang tidak disangka-sangka datang kira-kira di dua minggu sebelum acara. Dan semua yang kita butuhkan terpenuhi dengan cukup, ga ada kekurangan, lebih dikit malah. Ckckckck.. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.
Memang semuanya berasal dari Allah, tapi manusia dikasi akal untuk berfikir dan daya untuk berusaha. Contoh usahanya ya silaturrahim itu, misalnya saja ibu saya bukan seorang muslimah yang suka bergaul untuk memperluas tali silaturrahim, bukan orang yang suka (maaf) basa-basi hanya untuk menyapa, menyambung silaturrahim, biar gak lose contact sama seseorang. Akan terasa lebih sulit untuk berhubungan dengan para koneksi yang mendukung kami kemarin. Karena, pasti ada kata-kata (yang walaupun tidak diungkapkan oleh orang tersebut) ”hmm.. nelfon Cuma kalo ada butuhnya ajaa!”. Kadang walopun basa-basi itu terlihat tidak penting dan kita malas untuk melakukannya, ternyata sangat penting dan berguna untuk kemudian hari.
Saya harus mengorbankan sesuatu yang ”tak ternilai” harganya, untuk dapat mengambil pelajaran yang amat berharga dari perihal silaturrahim ini. Jadi, disini saya ingin membagikan pengalaman saya ke teman-teman dan saudara-saudaraku, betapa pentingnya berbasa-basi, berkomunikasi, sempatkan waktu hanya beberapa menit saja untuk sms atau telfon untuk menyapa orang-orang yang anda kenal, siapapun itu (yaa bukan berarti satu phone book di hp kita smsin jg yah! haha).
"U will never know what u’ve got and how precious it is, till it’s GONE!"
CMIIW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar