PAGES

Selasa, 24 Desember 2013

Ribet sama Selamat Natal?

Pertama-tama saya mau tanya sama Dear Moslem Readers. Seandainya kita Umat Kristen, apa yang dirasain ketikan ngeliat spanduk di bawah ini?


Kesan pertama yang saya tangkap dari spanduk ini adalah keras, panas, tajem, kasar. Bukan Islam banget!

Tujuannya sih udah pasti baik, Lembaga apapun yang bikin spanduk ini, tujuannya mengingatkan umat Islam untuk ngejaga Aqidah, dengan tidak ikut merayakan dan mengucapkan Selamat Natal. Tapi, udah pasti ada doong cara lain yang lebih sejuk untuk berdakwah. Islam itu santun kaaan? 

Keyakinan Umat Kristen itu bahwa:
"Isa al-Masih itu Putra Maryam yang lahir pada tanggal 25 Desember".
Kalo keyakinan Umat Islam itu:
"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu[383], dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya[384] yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya[385]. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara." (Q.S An-Nisa:171)
Sebenernya larangan mengucapkan dan merayakan natal itu karena; menurut keyakinan Umat Islam, Nabiullah  Isa al-Masih itu memang Putra dari Siti Maryam, namun berdasarkan literatur kami (Qur'an & Sunnah) tidak pernah tersebutkan tanggal lahirnya 25 Desember. Kalo mau dirunut sejarahnya, 25 Desember itu awalnya dicanangkan oleh orang Latin sebagai hari lahirnya Dewa Matahari (Sol Invictus). Bisa baca sejarahnya lebih lanjut disini. Ini masalah keyakinan, jd gabisa sembarangan diusik apalagi dirusak. Beda keyakinan inilah yang jadi dasar perdebatan hits akhir-akhir ini.

Untuk masalah fatwa MUI tentang haramnya Muslim mengucapkan Selamat Natal bisa cek disini. Intinya, Buya Hamka bilang selama kita masih tetap ber-Iman Islam, jangankan ngucap Selamat Natal, dateng makan-makan ke undangan perayaannya juga ga masalah, asal tidak ikut Ritual-nya. Kalau saya sendiri ditanya ngucapin apa ngga, saya ngucapinnya "Selamat" ajaaa, maksudnya selamat setiap hari yaa, biar happy selalu hari ini dan hari-hari selanjutnya. Ga spesifik hari apa gitu, soalnya saya gak yakin klo Nabi Isa As. itu lahirnya tanggal 25 Desember. Saudara sekandung Abah saya beberapa Kristen, jadi pasti tiap tahun pas 25 Desember Silaturahim makan-makan di rumahnya. Tapi saya masih Islam, Laa ilaaha ilallah, saya Cinta Muhammad Saw. Rasulullah  dan Isa As. Nabiullah .

"Dear my Brothers & Sisters (besides Moslems), Islam gak se-keras yang terlihat di media kok, bener deh! Islam itu Damai, Adem, Toleran (kecuali kalau Aqidah kami sudah diusik secara tidak benar). Islam yang sebenarnya itu ya Nabi Muhammad Saw., bukan Habib Rizieq (FPI) yang tampak anarkis di Media Massa, dan bukan juga Aki-aki  yang ada di Spanduk diatas itu tadi" -__-' zzzz

Ini contoh berdakwah dengan cerdas dan santun yang saya maksud. Isinya sama kayak spanduk diatas tadi, caranya aja yang beda. Lebih cerdas dan elegans menurut saya. 

cek >> Komik Om Haji Jayus

Ini pas banget nih, Sumpah! Waktu lagi nulis ini di playlist lagunya Marcel - Peri Cintaku. Marcel ganteng yaa sungguhhh~~ *intermezzo *out of topic *sorry :D


Bagi saya "menjaga Silaturrahim " itu lebih penting daripada "mengharamkan ucapan selamat Natal". Menjaga tali kasih antar sesama Umat Manusia (umat manusia loh yaa, bukan cuma umat Islam) itu tdk mudah, jd jangan mau dipecah belah! Here is the point: 
"We're just a big Human FAMILY who live on the same Earth!


If u don't mind to read my related post about "Kalau Tuhan Cuma Satu kenapa Kita Bereda-beda?" 
Thanks for reading, dear Readers!
*HUGS*

1 komentar: