PAGES

Minggu, 14 April 2013

Marah!!!

I would like to share my latest experience at school, but before, i have to beg you to not trying this at home... Okay.....? 

"Menahan Marah" sepertinya bakalan jadi wahana baru yang seru buat saya! hahaha



Pengalaman terbaru saya mengenai marah adalah waktu anak murid saya di sekolah gak ngikutin apa yang saya bilang. Kesabaran benar-benar diuji sampai akhirnya saya gagal melewati ujian... dan sesuatu-pun melayang dari tangan saya menuju tembok *yg bunyinya* "BLETAKK!!"Dan tau apa yang terjadi? Anak itu tetep ngeyel tak bergeming... Kayaknya saya yang ngelempar lebih kaget dari dia yang ngdenger. hahah. Kagetnya saya itu karena denger suara benda mental ke dinding, dan kaget kok ini anak gak bergeming tetep ngeyel *kga ada takut2nya dia sm gue! lol*. Saya berfikir cepat dan langsung mengganti cara *dari tegangan 110 volt menjadi 10 volt* dgn nada se-halus2nya bilang "Kok kmu susah banget dibilanginnya sih, ibu tuh cuma pengen liat kmu sekali dibilangin langsung nurut...", dan yang terjadi adalah anak yg drtd ngeyel itu langsung balik badan dan menuruti kata-kata saya. wakakakaka... *BOK! energi marah gue tadi sia-sia gak siiiih? ASELIK!*
Langsung meres otak sambil masih dalam kondisi shocked : "kok bisa ni anak gue keras2 ga bergeming, pas gue pelan malah bergerak???"  
Yayaya.. sort of penyesalan atas emosi yang tadi meledak ga karuan. huhu *Istighfar*

Saya jadi buka-buka lagi pesen Baginda Rasulullah Saw. tentang marah. Rasul sampe berkali-kali mengulangi pesannya kepada seorang lelaki untuk "Jangan Marah!"
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Saw. : “Berilah wasiat kepadaku”. Sabda Nabi Saw. : “Janganlah engkau marah”. Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau: “Janganlah engkau marah”. (HR. al-Bukhari)
Nah untuk dia yang berhasil menahan amarahnya dijanjikan segala yang indah-indah sebagai imbalannya
Barangsiapa yang menahan amarah padahal ia mampu untuk melampiaskannya, Allah akan panggil ia di hadapan para makhluk pada hari kiamat, hingga Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari (terbaik) yang ia inginkan  (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang lebarnya (seluas) langit dan bumi yang disediakan bagi orang yang bertakwa, yaitu orang yang menginfakkan (hartanya) di waktu lapang atau susah, dan orang-orang yang menahan amarah, dan bersikap pemaaf kepada manusia, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik (Q.S Ali Imran:133-134)
Sahabat Nabi Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhu berkata: Tidak ada luapan yang lebih besar pahalanya di sisi Allah selain daripada luapan kemarahan yang ditahan oleh seseorang hamba demi menggapai wajah Allah.(H.R al-Bukhari dalam Adabul Mufrad) 

Segitu indahnya gambaran tentang imbalan bagi orang-orang yang berhasil menahan amarahnya. Artinya, menurut saya klo iming-imingnya sampe bidadari dan surga gitu berarti marah itu is a very big deal for us dong yaaa! Yaaa sperti yang baru saya rasakan, udah pasti dampak dari ga bisa nahan marah itu adalah nyesel. Dan lebih nyeseknya, ternyata ga perlu voltase tinggi-tinggi utk bikin seorang anak itu paham. bahaha.. Such a wasted energy! -____-'

Jadi, tantangannya buat saya skrg ini adalah gimana caranya selalu aware untuk nge-switch segala energi negatif menjadi sesuatu yang positif, ini terkait sama waktu dan tempat. Bukan berarti kita ga boleh marah sama sekali kok. Rasul Saw. tetep bisa marah, dalam konteks perang tapinya, baik di medan perang ataupun memerangi hal-hal keseharian yang melanggar Syari'at Islam. 



Yang namanya pendidik (baik guru atau ortu) bner-bner ga boleh punya standar "harga diri" yang orang-orang umum punya. Pendidik itu harus meredam ego, mengesampingkan harga diri untuk bisa memastikan apa yang kita ajarkan itu diterima dan dimengerti sama seseorang. Marah saya kemarin itu bisa dibilang karena merasa harga diri saya rendah banget dimata si anak sampe dia ga nurutin apa yang bilang. Marah saya kemarin itu adalah bentuk luapan emosi ketidak-terimaan saya terhadap tingkah ngeyelnya si anak. 

And,  finally i found that my PRIDE wasn't important for him to understand what is right or wrong! Harusnya energi marah saya kemarin itu dipakai untuk muter otak lebih kuat, mencari dari celah mana saya bisa bikin dia ngerti apa kesalahannya dan bagaimana dia berlaku seharusnya. Yaaa istilahnyaaa, ada seribu jalan menuju Roma lah sooob! hahahahah *fyuuuuuuuuh* 
Rasanya tuh gemes, kesel, tapi seruu kayak naik kora-kora di dufan! *sok-sok seru naik kora-kora *padahal jackpot 
wkwkwkwk

Well, thanks for reading..
cmiiw

Salam,
@jelitaNDEN

3 komentar:

  1. ummmm.... jadi pengen jadi murid bu nden deh... bolehkah? :D

    BalasHapus
  2. mudah-mudahan kita bisa menggunakan marah sesuai dosis dan aturan pakai..jika marah berlanjut hubungi dokter, thank you nden

    BalasHapus
  3. ooo ini dia hadistnya baru ketemu. Jadi memang beberapa pengalaman yang saya liat orang yang sabar menahan marah, biasanya lebih UNGGUL dibanding orang yang pintar tetapi tidak bisa menahan marahnya. sekian.

    BalasHapus